Yeaaaaayyyy…
akhirnya untuk pertama kalinya TJ dan Kinar akan menginjak tanah Sumatera.
Walau trip
ini sudah direncanakan sebulan sebelumnya, tapi nyaris saja gagal. Seminggu
sebelum berangkat tiba-tiba TJ panas tinggi berhari-hari. Ternyata terkena
tipus dan DB (walau trombosit belum terlalu drop, tapi sudah terlihat merosot).
Dengan berat
hati mengabari yangkung dan uti-nya yang sudah duluan ke Palembang bahwa
mungkin trip ini akan dibatalkan mengingat penyakitnya tidak main-main.
Selanjutnya
fokus kepada penyembuhan TJ, vermin (ekstrak cacing) dan cen lok (obat sinshe
untuk menaikkan trombosit) pun dikejartayangkan. Sementara cek darah ke lab
setiap hari dilakukan. Puji Tuhan menjelang keberangkatan kondisi TJ membaik.
Trombosit naik, walau leukosit masih naik turun.
Jadilah 14
Februari terbang ke Palembang. Komentar Kinar sesaat sebelum pesawat mendarat.
“Ma, itu Palembangnya banjir ya?” Penasaran aku lihat ke jendela. “Oh.. itu
sungai, nak…” Kinar hanya bilang “Ooooohh..” Tapi tetep aja wajahnya keliatan
bingung. Soalnya memang sungainya besar banget
Setelah
bertemu Yangkung dan Utinya, perjalanan darat lanjut menuju Muara Enim (sekitar
3 jam perjalananan). Sesampai di tujuan
hari sudah sore, setelah mandi dan makan dengan kuah tekwan, anak-anak langsung
berlarian di sekitar rumah dinas yangkung-nya. Berkenalan dengan pepohonan,
pohon kacang panjang, dan monyet lucu bernama Salsa.
Sore di hari
kedua, kami menuju kota Muara Enim yang berjarak sekitar 1,5 jam perjalanan.
Kita sempat mampir sebentar untuk melihat sungai Lematang. Hmmm.. sungai-sungai
di Sumatera memang beda dengan sungai di Jawa. Berkeliling sebentar di Muara
Enim, ke pasar dan nemu buah apau (seperti jengkol mini) dan ke minimarket
beliin TJ roti dan cari sosis (sumpah, susah cari sosis kalo dah keluar kota
Palembang).
Pulangnya
kita mampir beli durian di daerah antara Muara Enim dan Ujan Mas. Penjualnya
yang ramah dengan logat Sumatera yang kental memberikan durian-durian yang oke
punya. Sayang, sang penjual (lupa nanya namanya) bilang kalau sudah sore
menjelang malam seperti ini, durian yang super sudah habis. Tapi tetap saja
menurut kami enak dan murah…
Hari ketiga
kami berencana menyeberang sungai Lematang (tak jauh dari lokasi rumah dinas
bapak). Ada dermaga mini yang bisa membawa kami menuju seberang sungai. Sampai
di sana karena tak tahu arah, ya kami hanya melihat-lihat, ngobrol sedikit
dengan penduduk, ngopi, melihat kebun duku (yang sedang tidak berbuah).
Pertama kali untuk TJ dan Kinar naik perahu menyeberang sungai besar |
Jadi turis lokal tapi kesannya jadi kayak turis kesasar |
buat yang belum tahu pohon duku, inilah pohonnya.. sayang sedang tidak berbuah |
Hari keempat
karena sudah ditunggu pekerjaan, suami berangkat pagi-pagi pulang duluan ke
Jakarta. Aku dan anak-anak meneruskan menikmati alam di hutan. Dan salah satu
rencana hari ini adalah berburu durian lagi.. ^_^
Malam
harinya, tanpa disangka-sangka setelah beberapa hari ditunggu, lewatlah dua
ekor anak babi hutan. Senang sekali TJ dan Kinar, jadi pengalaman menarik buat
mereka, selain melihat gerombolan monyet liar.
Hari kelima
untuk berpuas-puas TJ dan Kinar main di hutan dan bercengkerama dengan Salsa.
Dan hari keenam, berangkat pagi-pagi menuju Palembang. Tak lupa kami sempatkan
melihat dan berfoto di Jembatan Ampera, beli pempek candy, dan mengabulkan
permintaan anak-anak makan fried chicken.. ^_^
Akhirnya
waktu berpisah tiba juga dengan Yangkung dan Uti. Sempet delay 2 jam, akhirnya
kami menuju Jakarta…
Terimakasih
Yangkung, Uti, Om Aman, dan Tante Dian…
Love
You all…Kalau mau lihat foto-foto lengkapnya ada di FB-ku: Florentina Lenny atau klik di sini
No comments:
Post a Comment